
Selama ini kita mendengar buah Simalakama hanya sebuah ungkapan atau pribahasa saja. Ternyata buah simalakama itu memang ada wujudnya. Buah Simalakama itu adalah nama lain dari Makutadewa atau Mahkota Dewa.
Berbeda dengan ungkapan "bagai buah simalakama", buah Simalakama itu memiliki banyak kegunaan. Berikut perincian mengenai buah Simalakama :
Nama daerah Simalakama (Melayu/Sumatra)
Nama daerah Makutadewa/Mahkota Dewa (Jawa)
Diskripsi
Habitus, Perdu, menahun, legak, tinggi 1-2,5 m.
Balang, Bulat, percabangan simpodial, permukaan kasar, coklat.
Daun, Tunggal, berhadapan, tangkai bulat, panjang 3-5 mm, hijau, helaian daun bentuk lanset atau lonjong, ujung dan pangkal runcing, lepi rata, panjang 7-10 cm, lebar 2-5 cm, pertulangan menyirip, permukaan licin, hijau.
Bunga Majemuk, tersebar, di batang atau pada ketiak daun, tersusun dalam kelompok 2-4 buang, tanpa kelopak bunga, berkelamin ganda, benangsari melekat pada mahkota, putik keluar dari tabung mahkota, panjang 2-2,5 cm, putih, dasar mahkota bentuk tabung, ujung lepas, 4 helai, panjang 1,5-2 cm, putih.
Buah Tunggal, bentuk bulat atau bulat telur, panjang 4-6 cm, diameter 3-5 cm, permukaan licin, beralur, wama merah.
Biji Bulat, keras, warna coklat,
Akar Tunggang, kuning kecoklatan.
Ekologi dan penyebaran
Umumnya dibudidayakan sebagai tanaman bias atau tanaman peneduh. Tumbuh baik di tanah yang gembur dengan kandungan bahan organik yang tinggi, pada ketinggian 10 m sampai 1.200 m di atas permukaan laut. Berbunga pada bulan Aprit-Agustus. Panen sebaiknya dilakukan pada bulan Mi-September,
Bagian yang digunakan
Daun dan kulit buah dalam keadaan segar atau setelah dikeringkan.
Kegunaan
Anti tumor, obat disentri, obat sakit kulit
Khasiat dan pemanfaatan
1. Obat disentri: kulit buah makotadewa segar sebanyak 50 gram, dicuci, direbus dengan 400 ml air sampai mendidih selama 15 nienit, disaring, setelah dingin diminum sekaligus, dilakukan sehari 2-3 kali.
2.. Obat eksim: daun makutadewa segar sebanyak 15 gram dicuci, ditumbuk sampai halus dan ditempelkan pada bagian yang sakit, jika kering diganti dengan yang baru atau segar. Lakukan sehari 1-3 kali.
Kandungan kiniia
Daun dan kulit buah makutadewa mengandung alkaloid dan saponin, di samping itu daunnya juga mengandung polifenol sedangkan kulit buahnya mengandung flavonoid.
Nama daerah Makutadewa/Mahkota Dewa (Jawa)
Diskripsi
Habitus, Perdu, menahun, legak, tinggi 1-2,5 m.
Balang, Bulat, percabangan simpodial, permukaan kasar, coklat.
Daun, Tunggal, berhadapan, tangkai bulat, panjang 3-5 mm, hijau, helaian daun bentuk lanset atau lonjong, ujung dan pangkal runcing, lepi rata, panjang 7-10 cm, lebar 2-5 cm, pertulangan menyirip, permukaan licin, hijau.
Bunga Majemuk, tersebar, di batang atau pada ketiak daun, tersusun dalam kelompok 2-4 buang, tanpa kelopak bunga, berkelamin ganda, benangsari melekat pada mahkota, putik keluar dari tabung mahkota, panjang 2-2,5 cm, putih, dasar mahkota bentuk tabung, ujung lepas, 4 helai, panjang 1,5-2 cm, putih.
Buah Tunggal, bentuk bulat atau bulat telur, panjang 4-6 cm, diameter 3-5 cm, permukaan licin, beralur, wama merah.
Biji Bulat, keras, warna coklat,
Akar Tunggang, kuning kecoklatan.
Ekologi dan penyebaran
Umumnya dibudidayakan sebagai tanaman bias atau tanaman peneduh. Tumbuh baik di tanah yang gembur dengan kandungan bahan organik yang tinggi, pada ketinggian 10 m sampai 1.200 m di atas permukaan laut. Berbunga pada bulan Aprit-Agustus. Panen sebaiknya dilakukan pada bulan Mi-September,
Bagian yang digunakan
Daun dan kulit buah dalam keadaan segar atau setelah dikeringkan.
Kegunaan
Anti tumor, obat disentri, obat sakit kulit
Khasiat dan pemanfaatan
1. Obat disentri: kulit buah makotadewa segar sebanyak 50 gram, dicuci, direbus dengan 400 ml air sampai mendidih selama 15 nienit, disaring, setelah dingin diminum sekaligus, dilakukan sehari 2-3 kali.
2.. Obat eksim: daun makutadewa segar sebanyak 15 gram dicuci, ditumbuk sampai halus dan ditempelkan pada bagian yang sakit, jika kering diganti dengan yang baru atau segar. Lakukan sehari 1-3 kali.
Kandungan kiniia
Daun dan kulit buah makutadewa mengandung alkaloid dan saponin, di samping itu daunnya juga mengandung polifenol sedangkan kulit buahnya mengandung flavonoid.
Nama daerah Simalakama (Melayu/Sumatra)
Nama daerah Makutadewa/Mahkota Dewa (Jawa)
Diskripsi
Habitus, Perdu, menahun, legak, tinggi 1-2,5 m.
Balang, Bulat, percabangan simpodial, permukaan kasar, coklat.
Daun, Tunggal, berhadapan, tangkai bulat, panjang 3-5 mm, hijau, helaian daun bentuk lanset atau lonjong, ujung dan pangkal runcing, lepi rata, panjang 7-10 cm, lebar 2-5 cm, pertulangan menyirip, permukaan licin, hijau.
Bunga Majemuk, tersebar, di batang atau pada ketiak daun, tersusun dalam kelompok 2-4 buang, tanpa kelopak bunga, berkelamin ganda, benangsari melekat pada mahkota, putik keluar dari tabung mahkota, panjang 2-2,5 cm, putih, dasar mahkota bentuk tabung, ujung lepas, 4 helai, panjang 1,5-2 cm, putih.
Buah Tunggal, bentuk bulat atau bulat telur, panjang 4-6 cm, diameter 3-5 cm, permukaan licin, beralur, wama merah.
Biji Bulat, keras, warna coklat,
Akar Tunggang, kuning kecoklatan.
Ekologi dan penyebaran
Umumnya dibudidayakan sebagai tanaman bias atau tanaman peneduh. Tumbuh baik di tanah yang gembur dengan kandungan bahan organik yang tinggi, pada ketinggian 10 m sampai 1.200 m di atas permukaan laut. Berbunga pada bulan Aprit-Agustus. Panen sebaiknya dilakukan pada bulan Mi-September,
Bagian yang digunakan
Daun dan kulit buah dalam keadaan segar atau setelah dikeringkan.
Kegunaan
Anti tumor, obat disentri, obat sakit kulit
Khasiat dan pemanfaatan
1. Obat disentri: kulit buah makotadewa segar sebanyak 50 gram, dicuci, direbus dengan 400 ml air sampai mendidih selama 15 nienit, disaring, setelah dingin diminum sekaligus, dilakukan sehari 2-3 kali.
2.. Obat eksim: daun makutadewa segar sebanyak 15 gram dicuci, ditumbuk sampai halus dan ditempelkan pada bagian yang sakit, jika kering diganti dengan yang baru atau segar. Lakukan sehari 1-3 kali.
Kandungan kiniia
Daun dan kulit buah makutadewa mengandung alkaloid dan saponin, di samping itu daunnya juga mengandung polifenol sedangkan kulit buahnya mengandung flavonoid.
Referensi :
www.warintek.ristek.go.id/pangan_kesehatan/

Tidak ada komentar:
Posting Komentar